About

Propellerads

Wednesday, 9 March 2016

Arti dan Makna yang dalam dari tradisi Pemakaman Tionghoa

Posted by   on


Sering kali banyak kita lihat generasi sekarang berpindah agama, sehingga tradisi kuno yang masih dianut oleh orang tua/leluhur tidak diteruskan, banyak anak muda sekarang tidak mengerti dan menjadi bingung dalam menghadapi perkabungan, tentunya apabila orang tua mereka masih menggunakan adat kuno, berikut saya menemukan buku yang cukup bagus dan akan saya share atas permintaan teman-teman,



Judul Buku : Bakti Anak kepada Orang tua

PENDAHULUAN
Buku cacatan ini di catat dari cacatan leluhur  yang lama tersimpan.
Di buang sayang. Mudah – mudahan  ada manfaatnya  untuk menambah wawasan  dan pengatahuan, yang perlu kiranya umat mengatahui nya secara luas.
Memang diakui , mengikuti garis tradisi leluhur itu banyak aturannya dan sangat merepotkan .
Tidaklah mudah orang tua mendidik dan mengasuh putra maupun putrinya .
Membutuhkan perhatian dan bimbingan yang  sangat besar dari kedua orang tua.
Tentang kesehatan, pendidikan, kebutuhan, dan tingkah lakunya
Tetapi kedua orang tua dengan penuh perhatian berkorban untuk kebaikan putra  - putrinya, dan tidak hentinya menasehati dengan penuh kasih sayang, demi masa depan anak- anaknya.
Memang di dunia ini mengajarkan kebaikan sangatlah sukar, berbuat tidak baik itu sangat mudah.
Dengan pengorbanan yang demikian besar, pernahkah yang menjadi anaknya ingat akan kebaikan dan kemuliaan hati orang tuanya sendiri?
Orang tua yang bijaksana, walaupun  hidup dalam kemiskinan serba kekurangan, tidak sampai mengemis pada tetangga  apalagi pada saudara.
Beliau senantiasa mempertahankan keutuhan garis sebuah keluarga. Sekuat tenaga dan bekerja keras, dengan cucuran keringat terkadang air mata.
Beliau berusaha terus, jangan sampai putara maupun putrinya yang masih kecil meninggalkan bangku sekolah harus bekerja di rumah tetangga atau dititipkan pada sanak famili, jadi pembantu atau pengasuh.
Begitu mulia hati orang tua, apa balasan untuk mereka?
Orang tua sudah cukup puas, bila melihat putra maupun putrinya yang telah berhasil hidup bahagia dengan penghasilan yang cukup.
Akan lebih bahagia lagi hati orang tua, bila melihat putra dan putrinya hidup rukun dan damai, tolong monolong, saling menjaga. Dan bergotong royong sesama saudara sekandung.
Tingkah laku anak bila tidak di ikat oleh peraturan keluarga, bagaimana jadinya?
Sebetulnya peraturan keluarga itu untuk mendidik dan membantu keturunannya agar menjadi manusia yang bermoral dan mengenal aturan.
Leluhurpun berusaha bagaimana agar keturunannya tidak terjerumus kelembah penderitaan dan kesusahan.
Hanya doa dari orang tua sendiri yang sangat tulus, sehingga sampai matipun orang tua masih mendoakan, mengingatkan dan menasehati anak – anaknya.
Maka, buku catatan leluhur ini diangkat kepermukaan untuk menjawab semua permasalahan antara budi dan bakti.
Keadaan sekarang telah terjadi pengibirian tradisi leluhur, peraturan tradisi dikacaukan oleh orang yang memancing di air keruh.
Sedangkan dengan susah payah akan kesabaran yang sangat tinggi leluhur mencari bahan yang sesuai sebagai pengganti dari kata-  kata, nasihat, dan doa untuk keturunannya di dalam melanjutukan kehidupan.
Juga sebagai pengganti dari leluhur, untuk menasehati keturunannya sepanjang masa, tiada hentinya dalam setahun tiga kali menyajikan sajian di meja sembahyang. Untuk mengingatkan keturunannya.
Ini semua dengan sengaja diwariskan turun temurun dengan harapan agar budaya keluarga ini, juga sebagai jembatan mempererat tali persaudaraan diantara saudara sekandung dan seturunan, tidak hilang.
Sembayang ini juga sebagi bakti anak cucu dan seterutunan, agar lebih mengenal budi luhur, dari orang tua sendiri.
Akan tercipta kekawatiran hati orang tua, bila beliau pergi meninggalkan rumah, dan tidak meninggalkan pesan untuk anak- anaknya di rumah.
Sekarang beliau telah meninggal dunia dan tidak mungkin kembali lagi.
Apakah beliau akan tenang pergi tanpa meninggalkan pesan untuk anak – anaknya ?
Hanya dengan makanan, masakan, dan buah  - buahan inilah tersaji di meja sembahyang, sebagia kata – kata pesan pengganti dari beliau.
KEBIASAAN ORANG YANG AKAN MENINGGAL
Dimulai dari almarhum sebelum meninggal dunia, sehari samapai dengan 7 hari. Bisaanya, akan menyebutkan 2 nama orang yang sudah terlebih dahulu meninggal dunia. Mungkin itu kakak, adik, kake, nenek, ayah, ibu, saudara, dan kerabat lainnya dari almarhum, mungkin ini dalam bentuk mimpi, mengigau. Akan tetapi ada juga yang tidak dapat tanda, yaitu seperti orang yang keadaan koma.
Suatu ajakan untuk pulang, mungkin berupa ajakan lainnya.
Bisaanya ini menunjukkkan sebuah pertanda, bahwa yang maha kuasa telah mengirim 2 utusannya untuk menjemput dan mengembalikan ke tempatnya.
Itu menunjukkkan kemurahan dari  YU HUANG DA TIAN ZUN XUAN WAN GAO SAN DI. Beliau yang memberi dan beliau pulalah yang menjemputnya. Tidak ada satupun mausia yang mengetahui dengan pasti kemana arwah orang mati di bawa dan di tempatkan. ( itu rahasia alam).
SAAT – SAAT MENGHADAPI TUTUP USIA
Menghadapi saaat – saat tutup usia, salah seorang anggota keluarga menyiapkan dipan darurat dan pada sekelilingnya ditutupi kain tebal.(lelengse)
Dipan diberi alas tikar, diberi bantal kertas perak (gin cua).
Jenasah dibaringkan di atas dipan yang sudah dipersiapakan.
Tutupi dengan kain putih diseluruh tubuhnya.
Siapkan meja kecil, ditaruh dekat dipan, dibagian tengah.
Taruh beras yang berisikan beras untuk tempat menancapkan hio.
Lilin merah sepasang, taruh di kedua sisi, mengapit gelas tempat hio (hio lou), dan menyalakan hio bergagang merah 2 batang, dinyalakan terus- menerus hingga menjelang dimasukkan peti mati.
Persembahan bakti di atas meja kecil
1 gelas air teh, taruh di depan hio lou
1 mangkuk nasi putih diatasnya di tumpangi sebutir telur ayam rebus, taruh di belakang air teh
Pelita kecil berisi minyak kelapa di taruh dilantai dekat jenasah bagian kepala.
Paso tempat pembakaran kertas perak ( gin coa ) terus menerus dibakar sambil menunggui Jenasah.
Nasi ditumpangi sebutir telur ayam itu dimaksudkan :
Telur awal dari sebuah kehidupan, nasi lambang kehidupan, akhir dari kehidupan dari kehidupan masih belum terjadi betul.
Dua batang hio bergagang merah yang terus  menerus manyala dan kertas perak( gin coa ) yang terus menerus itu di maksudkan :
Asap dari hio dan kertas perak ( gio choa ) itu dapat mearangsang pernapasan. Bila Jenasah dalam keadaan mati suri akan segera tersadar.
Setelah lewat dari 10 jam, Jenasah tidak berubah, baru dinyatakan telah benar- benar meninggal dunia. Dan kemudian :
Ranjang bekas almarhum pakai tidur setiap harinya di bongkar.
Bantal kepala di buang di atas genting, kasur dan guling di gulung atau di berdirikan.
Pintu jendela dan kaca ditempel kertas putih berukuran lebar 5cm dan panjang 30cm.
[ Bila yang meninggal itu ibu, kertas putih ditempel kanan atas kiri bawah.
Apabila yang meninggal seorang bapak, kertas putih ditempel kiri atas kanan bawah.
Bila keduanya telah tiada, kertas putih di temple 2 menyilang (garis X) ]
MEMANDIKAN JENASAH
        Jenasah dimandikan menggunakan kembang 5 rupa, arak putih dicampur dengan air bersih
        Setelah dimandikan lalu di keringkan, kenakan pakaian yang terbaik. Jika ada baju panjang umur  (baju yang di buat di bulan 1 un gwe). Dipasangkan sarung tangan, kaos kaki. Dan sepatu. Hingga siap dimasukkan ke dalam peti mati.
MEMPERSIAPKAN PETI MATI
Membeli peti mati itu tugas dari putra putri almarhum.
Anak sulung membakar 3 batang hio bergagang merah, bersembahyang sambil berucap:
“Kepada penguasa alam dan leluhur yang dimuliakan. Bila menyetujui ini peti mati yang akan digunakan oleh :………..shio:…………yang meninggal pada tanggal :…… dan jam:…..
Berilah kami tanda bila peti mati ini disetujui, xiu pwe, bila tidak xiu pwe maka dipilih lagi peti mati yang lain.
tetapi mengingat kemajuan jaman hal ini jarang di praktekan. dikarenakan banyak kendala. ukuran dan model sangat bervariasi.
[Lalu uang logam yang sejenis dilemparkan ke atas, setelah jatuh dilantai dan barulah dilihat.]
Bila kedua keeping uang logam itu sama gambar, berarti tidak xiao pwe,  bila kedua uang logam itu tidak sama gambarnya, berarti xiao pwe artinya disetujui.
Peti mati di bawa masuk ke ruangan lalu dipersiapkan oleh seorang To Khong dan dibantu oleh 2 orang song shu.
Di dasar peti mati ditaruh 7 keping uang logam dan ditaruh pada 7 titik dasar peti mati itu, yang disebut 7 bintang.
[Sambil mengucapkan kata – kata : “ada, tiada, terikat, kelahiran, kematian, takdir, yang kuasa.”]
Setelah uang logam ditaruh pada posisiya lalu di taburi daun teh dan tokong mengucapkan
kata – kata :  ”le tho, phe tho, cheng tho, hoat cai, sebanyak 3 kali”
artinya : “satu jalan, 8 jalan, seibu jalan, sepuluh ribu jalan, menjadi kaya anak cucu.”
Kertas perak gulung (gin choa gulung) dimasukkan di atas daun teh secukupnya lalu ditilami kain putih dan di tengahnya diberi kain merah yang disebut kain tan tee.
Bagian kepala diberi bantal kertas perak.
Tiba waktunya memasukkan Jenasah ke dalam peti mati yang sudah dipersiapkan,
Jenasah dimasukkan ke peti mati. Pakaian bekas almarhum yang bisa di pakai boleh dimasukkan secukupnya, sisa pakaian almarhum yang masih banyak boleh di sumbangkan untuk orang miskin, atau disimpan untuk kenangan keluarga.
Sebelum peti mati di tutup, putra, putri,sanak, saudara, dan family mengitari peti mati sambil menaburi minyak wangi.
Setelah selesai menaburi minyak wangi putra maupun putrinya berdiri mengitari sekitar bagian kepala Jenasah untuk memasang 7 mutiara pada 7 lubang 4 indra almarhum. (kedua lubang telinga, kedua mata, kedua lubang hidung, dan di bawah lidah).
Disadari setelah ketiadaannya orang tua, diantaranya sesama saudara, sangat mudah terjadi kecurigaan, perselisihan, dan pertengkaran yang berunjung pada sengketa keluarga.
Dengan memasang 7 butir mutiara pada 4 indra almarhum berarti telah berjanji akan lebih sabar, lebih bijaksana, lebih toleansi dan lebih menyayangi sesama saudara sekandung.
apabila kesusahan mencari mutiara bisa digantikan kapas, tujuan lain dari hal ini adalah apabila orang yang meninggal ternyata mati suri maka akan dengan sendirinya terlihat mutiara atau kapas tersebut terlepas dari salah satu 7 lubang.
[Kekayaan dan uang bisa di cari
Kehilangan saudara kandung dimana cari?
Itulah yang diharapkan almarhum sebelum peti mati di tutup.]
PEMASANGAN 7  MUTIARA
Pemasangan mutiara di 4 indra almarhum mulai dilaksanakan.
Kedua mata dimaksudkan  : memiliki mata jangan melihat sebatas melihat aja. Melihat sesuatu harus dengan jelas. Dari semua sudut, hal yang di depan mata harus ditimbang dengan seadil – adilnya dari kenyataan – kenyataan yang ada.
Kedua lubang telinga dimaksudkan : memiliki telinga jangan hanya mendengar seadanya. Agar lebih bijaksana , dengarlah segala sesuatu dari bawah sampai atas dan dengar     pendapat dari yang lainnya.
Kedua lubang hidung dimaksudkan : memiliki hidung jangan mencium sesuatu tanpa pemikiran yang bijaksana, hentikan segala kecurigaan sesama saudara sekandung yang tidak mendasar, dan tiupan angin sebelah.
Di mulut, bawah lidah, dimaksudkan : mempunyai mulut jangan ngomong sekenanya, jangan mudah memarahi dan menghina. Hentikan pembicaraan yang mengandung emosi dan amarah. Pembicaraan harus hati – hati dan waspada agar bisa meredakan suasana. Hentikan segala hasutan dan intrik – intrik
[Dengan  demikian almarhum dapat meninggalkan anak- anaknya dengan hati tenang dan damai.]
setelah pemasangan mutiara selesai, putra maupun putri pindah menuju ke depan menghadap ke peti mati sebagian kaki dengan posisi kui muka manghadap ke lantai, dengan posisi putra sejajar dan putri sejajar.
Peti mati di tutup, putra maupun putri kui 2 kali di depan peti mati, dan putra sulung menghampiri peti mati untuk pasang paku.
Putra sulung di pimpin To kong memegang palu untuk memantek paku peti mati di tempat sudut-sudut  dan tanda di tengah peti mati (khusus untuk tanda di tengah peti, bila almarhum sudah memiliki buyut, bila belum ditiadakan).
Kemudian seorang to khong memegang tangan putra sulung tersebut untuk memukul paku di peti mati, setiap paku di pukulkan satu kali, dari yang pertama sampai paku yang ke empat.
Pada saat hendak memukul paku, to khong mengucapka kata- kata sebagai berikut :
Pukulan pertama    : ie tehim teng, cu sun toa cut teng.
Mengandung arti     : semoga anak cucu memperoleh banyak berkah.
Pukulan kedua     : jie tian cai, cu sun toa  hoat cai
Mengandung arti     : semoga anak cucu memperoleh kekayaan yang melimpah.
Pukulan ketiga     : sha tiam hok, su ban lian hok kwie.
Mengandung arti     : semoga anak cucu bagus peruntunganya
Pukulan ke empat     : shi tiam kwei, cu sun su lian hu kwei.
Mengandung arti     : semoga anak cucu diajuhkan dari bahaya dan dilindungi dari ganguan maupun halangan.
Bilamana almarhum telah memiliki buyut, baru bisa dipasang paku ke lima
Paku ke lima lebih kecil dari paku ke empat. Kain merah dan putih digunting bulat menjadi 5 lembar, disusun berlapis (merah putih merah putih merah ) putih 2 lembar merah 3 lembar  tengah kain bulat di tusuk oleh paku yang ke lima.
Kemudian paku yang ke lima di taruh di atas peti mati bagian ¾ atas dekat dengan bagian kepala Jenasah.
To khong mengucapkan paku di pukul palu.
Pukulan ke lima     : thiam chu teng, cu su kwei song cuan.
Mengandung arti     : paku buyut telah dipukulkan dan semoga cucu buyut mendapat   kelancaran tanpa rintangan
Bilamana yang meninggal belum menikah, maka kata – kata pengiring untuk pukulan paku tidak diucapkan.
Tetapi pemukulan paku yang pertama hendaknya
mengucapkan kata-kata    : Cu Hay Cie Lee.
Mengandung arti         : Membuang ari-ari kelaut .
Setelah pemukulan paku dilakukan, maka To Khong segera mengeraskan paku tersebut dengan cara siksak atau silang, yaitu kiri atas kanan bawah,  kanan atas kiri bawah dan seterusnya untuk laki-laki. Untuk perempuan, kanan atas kiri bawah. Kiri atas kanan bawah, dan seterusnya. maksudnya agar tutup peti mati turun bersama-sama tidak melintir.
Setelah peti mati ditutup dan selesai, selesailah acara jib bok.
ACARA BERKABUNG
Sekarang seluruh keluarga baju toa ha  (baju berkabung, terbuat dari kain berlacu), dipakainya terbalik, yang bagian luar di dalam dan bagian dalam di luar.
Meja sembahyang di pasang dekat peti mati bagian kakinya, di bagain atas meja diberi taplak berwarna putih, dan bagian muka di bawah diberi to wie berwarna putih ( to wie tutup kaki meja)
Di meja sembahyang bagian dalam dekat peti mati di pasang foto.
PENGAMBILAN ABU UNTUK HIO LOU
Putra sulung sedeku menyamping. Menghadap ke sebelah kanan dari posisi  di bantu 2 orang pembantu to khong. Sedeku di belakang putra sulung.
To khong dibantu 2 orang yang berlainan marga, kedua tangan putra sulung ke belakang memegang hio lou kosong.
Hio lou di isi abu oleh to khong, dibantu 2 orang pembantu sambil mengucapkan kata – kata “tian kuan, ti kuan, swi kuan”,
Mereka bertiga mulai mengisi hio lou di isi abu dari nampan yang sudah disediakan, setelah hio lou penuh di isi abu lalu to khong mengambil hio lou di taruh di depan Foto almarhum.
Putra sulung menyalakan sepasang lilin puth dan membakar hio besar bergagang hijau, lalu ditancapkan pada hio lou yang barusan diisi abu.
Pada hio lou ini, hio tidak boleh terputus harus sambung – menyambung.
Untuk usia di bawah 70 tahun menggunakan lilin putih, di atas 70 tahun menggunakan lilin merah (jika sudah meiliki buyut). Akan tetapi bila pihak keluarga mau memakai lilin putih untuk usia di atas 70 juga di perbolehkan karena dalam setiap upacara kematian memiliki arti duka yang dilambangkan dengan warna putih.
PEMBUATAN TANG TENG
Tang teng dibuat dari sebatang kayu bulat berdiameter 2 cm Panjang 70cm
Bagian ujung diberi sekeping uang logam dan ditutupi oleh selembar kain merah berukuran persegi panjang sisi 12 cm, lalu di ikat benang merah pada  ujung kayu.
Jumlah tang teng sama dengan jumlah anak laki – laki almarhum.
Pengertian tang teng : tongkat penerus generasi, juga sebagai ahli waris marga (she) tanda dari keturunan.
Di samping sebelah kanan dari posisi peti mati, di taruh kursi yang ada sandarannya, di atas kursi di taruh baskom berisi air bersih, sabun mandi, sikat gigi, dan pasta gigi. Handuk kecil di taruh di sandaran kursi, dan sandal jepit di taruh di lantai dekat kursi.
Ini dimaksudkan : sebagai bakti dari menantu wanita
Di pinggir atas kiri dan kanan pintu masuk keruang duka dipasang lampu Ten Lung berwarna putih bertuliskan marga dan usia almarhum. Di pintu masuk depan dipasang kain putih yang dibelah 2 tengahnya.
Ini sebagai tanda dirumah atau diruang ini sedang berduka cita.
Disamping sebelah kiri dari posisi peti mati, dihamparkan selembar tikar dilantai ditaruh lampu minyak sayur yang menyala kecil dan sebuah paso tempat pembakaran kertas gin coa dan wong sem, dekat peti mati bagian kepala almarhum.
Duduk beralaskan tikar sambil membakar selembar demi selembar kertas perak ( Gin Coa ) dan kertas kuning ( Wong Sem ) oleh anak cucu.
Bila ada tamu datang melayat. Pengurus memberikan 2 batang hio dan tamu tadi bersembahyang. Sekeluarga anak dan cucu menghadap ke tamu tadi sujud ( kui ) sampai tamu tadi selesai sembahyang
Barulah sekeluarga anak dan cucu bangun langsung berdiri sambil memberi salam ( pai ) dan menghaturkan terima kasih.
Sampai disini bila dilihat dari awal meninggal sampai masuk peti mati, semua do’a dari almarhum untuk kebaikan, keselamatan, kesejahteraan keluarga anak cucu yang di tinggalkan.
Dari semasa hidup sampai tutup usia, beliau yang namanya orang tua, begitu mulia hatinya, ia senantiasa mengutamakan keluarga dan anak, semua yang diberikan pada keluarga dan anak, beliau tidak pernah menuntut balas jasa.
Budi yang sedemikian besar, beliau limpahkan pada keluarga dan anaknya.
Apa pantas seoarang anak bisa malupakan budi jasa orang tuanya sendiri ?
Sewaktu anak memakan makanan yang enak, pernahkah ingat akan orang tuanya ?
Sedangkan orang tua, bila memakan makanan  yang enak senantiasa ingat akan keluarga dan anaknya.
Pernahkah orang tua menagih jasanya pada keluarga dan anaknya ?
Dengan pengorbanan beliau yang sedemikian besar, sekarang beliau telah menjadi mayat, terbujur kaku di ruang tempat keluarga dan anak berpijak.
Pantaskah keluarga dan anak terakhir melihat jasadnya tidak ingin sembahyang dan pai kui didepan peti matinya? Menunjukkan bakti dan mengakui telah menerima jasa almarhum bagi yang menjadi keluarga dan anak.
Pernahkah keluarga dan anak mendoakan arwah orang tuanya sendiri?
Mengapa terkadang keluarga dan anak memuji – muji berkah orang yang tidak di kenal? Sedangkan orang yang dikenal dekat dan berkahnya telah dinikmati malah tidak pernah di sebut – sebut. Apalagi memuji beliau.

I.PERSIAPAN SEMBAHYANG JIB BOK/MASUK PETI
Rangkaian makanan yang disajikan di meja sembahyang, juga merupakan pesan dan nasihat almarhum untuk keluarga yang ditinggalkan.
Harapan almarhum jangan sampai sepeninggalnya, sekeluarga bubar.
Yang paling utama dalam sembahyang adalah sam sheng (tiga yang pokok)
Sam sheng terdiri dari  : daging babi sam cam (tiga lapis) terdiri dari kulit, lemak, dan daging.
ikan bandeng lengkap dengan sisiknya.
seekor ayam lengkap dengan darah beku (muras), usus, hati, ampela, dan tahu putih.
Kesemua ini cukup direbus saja.
Karena ada peti mati, penyajiannya terpisah masing- masing satu tempat.
Bila tidak ada peti mati, penyajiannya disatukan menjadi satu tempat.
Caranya :     daging samcan disebelah kiri
Ikan bandeng di sebelah kanan
Ayam di tengahya
Cara penyajiannya : bila masih ada peti mati, sam seng menghadap keluar.
Bila tidak ada peti mati, sam sheng menghadap ke dalam.
Babi  dilambangkan sebagai seorang laki – laki  :
Seorang laki – laki di dalam menjalani kehidupan hendaknya hati lurus dan pikirannya bersih.
Seperti babi bila berlari selalu lurus ke dapan, tanpa menengok ke kiri dan ke kanan, harus diingat rumput tetangga bisaanya lebih hijau dari punya sendiri bagaimana bisa rejeki sampai ke rumah utuh?
Di dalam mencari rejeki, ibarat babi pergi mencari makan, pergi waktu gelap pulang hari terang.
Waktu pergi mencari rejeki gelap tidak tahu berapa penghasilannya hari ini, pulang ke rumah dengan istri harus jelas dan terang berapa yang didapat hari ini, jangan sampai sehari dapat 50000 Memberi tahu ke istri di rumah hanya dapat 25000
Oleh kareana itu, seorang laki – laki jangan suka memilih – milih pekerjaan, yang ini susah dan yang itu bau, yang ini kotor, yang itu sukar, yang ini keras.
Selama masih menguntungkan, mengapa tidak? kesulitan itu hal yang bisaa dalam pekerjaan.
Babi mencari makan di hutan, makanan yang di atas pohon tidak terjangkau makanan yang di atas tanah tanah pahit rasanya, hanya dedaunan yang ada. Makanan yang ada di dalam tanah manis rasanya seperti umbi – umbian, walaupun tanahnya  keras dengan moncongnya tetap dikerjakan. Setelah cukup mencari makan, barulah babi pulang ke sarangnya.
Oleh karena itu seorang laki – laki jangan disibukkan oleh pekerjaan sendiri. Berbagilah waktu dengan anak dan istri di rumah.
Seharian bekerja waktu pulang tidak pulang ke rumah, malah ke tempat hiburan. Anak dan istri di rumah menanti di rumah dengan perasaan cemas. Apa sudah betul?
Seperti sekeor babi hidup di hutan, bila ia tidak waspada bisa disantap oleh harimau yang lapar.
Begitupun hidup di duna ini, bila tidak waspada atau hati – hati, apalagi sampai terlena oleh paras dan ucapan si jelita bisa menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Harus diingat pundak seorang laki –laki ada tiga kewajiban yang pokok.
Jadilah seorang laki – laki yang mampu melindungi anak dan istrinya.
Jadilah seorang laki  laki yang mampu membahagiakan anak dan istrinya.
Jadilah laki – laki yang mampu manafkahi anak dan istrinya.
Itulah lambang dari daging sam can (daging babi berlapis tiga).
Arti atau maksud dari ikan bandeng yang tidak dikupas sisiknya
Melambangkan kehidupan seorang wanita
Ikan bandeng hidup di muara sungai yang berlupur di dasarnya, tempat pertemuan air sungai dan air laut.
Ikan bandeng tidak bisa hidup berkelana melainkan hidup dalam muara.
Dimaksudkan untuk mengingatkan putra – putrinya agar hidup tidak liar (keluyuran).
Maka dikatakan wanita berjalan di atas lumpur. Kemanapaun ia pergi senantiasa  meninggalkan bekasnya (jejak)
Harapan orang tua jadilah seorang wanita yang penuh tanggung jawab dengan rumah tangganya.
Diingatkan untuk laki – laki jangan terlalu asyik mempermainkan wanita. Biarpun kelihatannya jinak dan lemah, bila sudah tersedak tulang ikan bandeng, baru merasakan sakitnya.
Maka di ingatkan di pundaknya kaum wanita memiliki 3 kewajiban pokok.
Jadilah seorang ibu yang mampu melindungi, merawat, dan mendidik putra maupun putrinya di rumah.
Jadilah seorang istri yang mampu melayani dan membahagiakan suaminya.
Jadilah seorang wanita yang mampu merawat kecantikannya, berpakaianlah yang rapi dan sopan jangan sampai pagi bangun tidur, hingga petang menggunakn daster melulu.( itu bosan dilihat )
Arti atau maksud dari sam sheng seekor ayam
Sam sheng seekor ayam, yang di punggungnya di taruh darah beku, usus, hati, ampela, dan tahu putih.
Seekor ayam mampu terbang melintasi pagar pembatasnya.
Harus di ingat di dalam badan telah mengalir darah dari leluhur, jangan engkau mempermalukan orang tua dengan tingkah laku dan perbuatan yang dapat mencemarkan nama baik orang tua. Inilah lambang dari darah beku.
Jadilah anak yang memiliki, kenal kepuasan, rasa syukur, dan rasa berterima kasih. Dilambangkan dengan usus, ati dan rampela
Bila sudah mendapat  kesenangan sedikit, jangan dilupakan waktu susah dahulu. Dilambangkan dengan tahu putih.
Menjadi seoarang anak jangan memilih – milih pekerjaan yang kotor, bau, susah, dan repot, harus di terima semua.
Lihatlah seekor ayam yang mencari makan  dengan kakinya ia mengais – ngais sampah tanpa kenal lelah dan malu.
Ayam mematuki makanan sebutir demi sebutir dalam seharian bekerja tentu kenyang juga.
Oleh karena itu hidup jangan serakah,
Sebelum pohon bertambah tinggi, tentu ia kan memperkuat akarnya dahulu dan memperbanyak jaring – jaring akarnya.
Dalam mencari kehidupan, jangan seperti mengiginkan kuda orang lain di jalan, pada akhirnya kerbau di kandang mati kelaparan.
Kwa cai dengan akarnya ( cai kong, sesawi )
Kwa cai itu pahit, miskin jauh lebih pahit.
Seorang anak di tegur dan di marahi memang terasa pahit, walaupaun pahit tapi dapat menyembuhkan dari kesalahan dan kebodohan, bila dibandingkan dengan hidup miskin, akan jauh lebih pahit.
Pisang raja dengan 5 macam buah – buahan segar
Dimaksudkan untuk mengutamakan keluarga di atas segala kepentingan, dapat melahirkan keluarga yang rukun, karena keluarga rukun menciptakan kebahagiaan.
Keluarga yang bahagia dapat melahirkan semangat, dengan semangat yang tinggi dapat melahirkan kemakmuran.
Soun putih di seduh air panas
Memang menjalani kehidupan itu banyak menghadapi kesulitan, halangan, dan kesusutan, hanya dengan kesabaran dan keikhlasan yang bisa melewati itu dengan mudah
Kim can ( bunga sedap malam yang di keringkan )
Nilai dari dari seorang sahabat kembar meraka sahabat kumpul, kembang layu, sahabat kabur.
Bok ji ( jamur kayu )
Jamur bok ji hitam, hati manusia jauh lebih hitam. Kehidupan di hutan itu kejam dan gelap , hati manusia jauh lebih kejam.
Sayur engkol di iri tipis – tipis
Setipisnya engkol di iris, hati nurani manusia jauh lebih tipis.
Tahu ( di belah ketupat dan di goring kering )
Menadaki gunung itu sulit, minta tolong orang itu lebih sulit.
Ma co (makanan yang di goreng, bagian luar di beri wiien)
Angin terlena dengan bujuk rayu yang memikat dan sangat menggiurkan, kenyataannya
semua kosong belaka. Cerita yang manis tentu berakhir pahit
Ibarat dalam impian dapat mustika,  setelah terjaga tidak ada.
6 macam kue jajanan (yang manis dan ceria warnanya, jangan yang mengandung ketan)
Lambang pergaulan. Dalam pergaulan, penampilan, dan pembicaraan, terutama dengan tetangga, hendaknya ceria, baik, sopan satun, tetapi jangan lengket jika tidak ingin kecewa.
Nasi serta 5 macam lauk pauk
Yang kita makan setiap hari itu, tidak didapat dengan mudah, melainkan harus kerja keras dan peras keringat sepanjang hari, baru bisa di peroleh.
Jangan disia – siakan jeri payah beliau, jadilah orang yang berguna.
Seperti pepatah mengatakan  : “perut baru di isi, tahi baru keluar”
Nanas
Merupakan lambang keberuntungan, menjalani keidupan dengan mengandalkan keberuntungan tentu akan menemui kekecewaaan.
Bila keberuntungan - keberuntungan diikuti dengan kecerdikan, tentu membawa sukses.
Tebu
Hendaknya membina kehidupan seperti tebu, tidak sombong, tidak pamer, mudah tumbuh, mudah menyesuaikan diri.
Hidup serumpun berdampingan, akur saling megerti, bisa bergotong royong sesama saudara sekandung.
Harus di ingat pohon tebu tidak bercabang, ia berdiri  di atas kaki sendiri.
Semangka
Dimaksudkan sebagai lambang dunia ini.
Memang dunia ini manis bias menghilangkan dahaga bagi yang mengerti dan tahu batasnya.
Bagi yang tidak mengerti dan tahu batasanya ia akan menderita sakit dan merana.
Di dunia ini orang yang baik hanya sedikit, yang jahat jauh lebih banyak.
Teh liau  ( terdir dari tang kwe, gula batu, ang co )
Dalam pergaulan, sumber kebaikan atau bahaya, bersumber dari mulut (ucapan).
Ucapan yang keras, tidak mau kalah mengundang pertengkaran.
Kesombongan mengundang kesirikan orang atau di kucilkan.
Ucapan yang baik dan merendah mengundang persahabatan, yang dilambangkan dengan adanya 6 cangkir air teh.
3 cangkir kecil arak putih
Sejak dilahirkan hingga adanya hari ini, telah telah meminum keringat orang tua sebanyak 3 cangkir.
Dilahirkan dan dibesarkan dengan keringatnya orang tua (1 cangkir)
Bila sakit di bawa ke dokter, diobati, dibelikan pakaian dan lainnya iu juga dengan keringatnya orang tua (1 cangkir)
Di didik dan di sekolahkan itu juga dengan keringat orang tua ( 1  cangkir )
Maka wajib bersujut dan memuliakan beliau, mengingat budi yang sedemikian besar telah dilimpahkan oleh bilau dengan hati yang tulus, kecintaan orang tua terhadap anaknya abadi.
Terbukti dari beliau wafat dan masuk peti mati selalu mendoakan keluarga dan anak cucu yang ditinggalkan.
Makanan, minuman,  dan buah – buahan yang terletak di meja sembahyang, juga merupakan ajaran, petunjuk, dan bimbingan, di sini membuktikan kecintaan orang tua terhadap keturunannya yang tidak terbatas.
Tidak ada satu katapun untuk mendoakan arwah beliau, orang tua yang sudah meninggal dunia lebih mengenal hal ini.
Kemuliaan hati orang tua tidak mungkin dapat tertabaskan, hanya dengan bersujut dan menjalankan amanat beliau, tanpa melakukan perbuatan yang tercela, dan tidak sampai mempermalukan leluhur, itu semua sudah cukup untuk memuaskan hati orang tua.
Orang tua akan lebih bahagia milhat anaknya dengan sesama saudara sekandung rukun, bergotong royong, dan hidup berdampingan.
Kue mangkok ( putih untuk berkabung, merah untuk yang tidak berkabung )
Doa yang paling tulus dari orang tua sendiri.
Walaupun orangnya telah tiada, namun doa beliau masih tetap abadi sepanjang masa.
Beliau senantiasa mendoakan anak dan cucu yang ditinggalkan, agar menjadi orang yang berguna bagi keluarga beruntung dan sukses.
Penyajian di meja sembahyang
Yang paling utama dalam sembahyang adalah sam sheng.
Sam sheng terdiri dari : daging babi sam can (tiga  lapis)
Terdiri dari kulit, lemak, dan daging.
Ikan bandeng lengkap dengan sisiknya
Seekor ayam lengkap dengan darah beku, usus, hati, ampela dan tahu putih.
Semua ini cukup di rebus saja .
Karena masih ada di peti mati penyajiannya terpisah masing – asing satu tempat.
Jika tidak ada peti mati , penyajiannya di jadikan menjadi satu tempat. (daging babi dan ikan bandeng, di bagian bawah, di tegah di tumpangi ayam ).
Kwa cai (cai kiong, sawi, jabung )lenkap dengan akarnya. Siapkan dalam 1 mangkok dis eduh air panas.
Pisang raja bulu 1 sisir. Siapkan dalam satu tempat.
Buah – buahan 5 macam tiap macam 5 buah. Jenis buah – buahan terserah keluarga. Kaena sulit untk mencarinya jerk dan apel itu ada, ini tersaji terpisah masing – masing 1 tempat.
Soun putih, kim can, bok ji, tahu dibelah ketupat di goreng kering, kol diiris tipis – tipis dan
ma co tersaji secukupnya & disajikan terpisah masing – masing 1 tempat.
5 macam kue jajanan masing – masing 5 buah, yang manis dan berwana ceria, jangan yang mengadung ketan. Disajikan terpisah masing – masing 1 tempat
Nasi putih 1 mangkok, sumpitnya ditancapkan di tengah gundukan nasi bila jenasahnya laki – laki.  Nasi putih 1 piring dan sendok bila Jenasahnya wanita.
5macam lauk pauk teman nasi, di sajikan terpisah masing – masng 1 tempat. Satu buah nanas, di buang yang tajamnya, di ikat kertas biru, 1tempat. Tebu di potong pendek 20 cm. di kerok kulitnya, berjumalh 6 potog, di susun 3.2.1. lalu di ikat ke dua sisi, di lihat oleh kertas bitu.
Teh liao yang terdiri dari gula batu, tang kwe, dan ang co.
Tersaji dalam satu tempat.
Air teh. 6 cangkir kecil, tersaji di sejajarkan.
Arak putih 3 cangkir kecil, tersaji di sejajarkan.
Kue mangkok putih yang besar 1 buah ( bila masing berkabung ) atau kue mangkok merah yang besar 1 buah ( bila  sudah tidak berkabung ). Bila tidak tersedia, dapat diganti dengan kue mangkok kecil 5 buah, tersaji di satu tempat.
J.. KEBAKTIAN dalam UPACARA SEMBAHYANG JIB BOK
Dilakukan oleh sekeluarga almarhum.
Semua peserta upacara peserta menghadap meja sembahyang ada sesajian hiolou dan foto almarhum, setelah semua berdiri.
Putra sulung paling di depan, di apit adik laki- laki (jika ada).
Seluruh putra almarhum memegang tang teng ( lambang penerus marga)
Jika yang meninggal suami, istri ikut barisan putri almarhum.
Bila yang meninggal istri, suami tidak ikut upacara dan putra tidak memegang tang teng.
Sembahyang ini di pimpin oleh to khong. Di bantu 2 orang
Seorang pembantu memberikan 2 batang hio kepada peserta upacara.
To khong memberi aba – aba yang diikuti oleh peserta upacara
To khong menyebut pai, peserta memegang hio pai 2 kali.
To khong menyebut kui, peseta memegang hio kui (sujut ) 2 kali.
To khong mengangkat satu macam sajian .
Lima maksud agar putra maupun putri menerima pesan dan nasehat almarhum.
Pembantu to khong mengambil hio yang di pegang oleh peserta upacara, lalu di tancapkan di hio lou depan foto almarhum.
Peserta masih dalam posisi kui (sujut)
To khong mengambil cangkir kecil yang berisikan arak dan I berikan kepada putra sulung.
To khong menyebut pai kui, puta sulung memegang cangkir keil, pai kui2 kali lalu arak yang di tangan di tuangkan sejajar dan seterusnya sampai ketiga kali selesai.
Setelah itu peserta upacara berdiri pada posisi semula.
Kui 2 kali, dan upacara selesai  tang teng di simpan dekat peti mati.
Tuangkan arak ke lantai sebanyak 3 kali dimaksudkan
Mewakili keluarga putra sulung telah menerima tumpahan kasih sayang dari almarhum dan berjanji sebagai anak tertua akan menjaga jangan sampai sepeniggalanya, keluarga bubar.
Acara sembayang jib bok sudah selesai..
K. PERSIAPAN NGO KOK / TABUR BIBIT
Keluarga membuat kantong dari kain merah, untuk tempat bibit kacang – kacangan, yang berisikan 5 macam kacang – kacangan yang di tambah sejumlah umur almarhum, di campur menjadi satu kantong. Antara lain    (kacag hijau, kacang kedelai, kacang merah, jagung, dan padi ).
Buah kelapa sabutnya telah di kupas 1 butir, segulung rotan, dan gula merah 1 utir, di taruh di Nampan kecil. Juga di simpan di atas peti mati sebelum Jenasah di kuburkan atau di kramasi.
L. SEMBAHYANG HA PUY / BAKTI ANAK CUCU
Keluarga malakukan kebaktian sehari 2 kali, yaitu pukul 04.00 subuh dan jam 20.00  malam waktu setempat.
Penggantian sajian sembahyang, dilakukan pada kebaktian subuh dan malam hari, bagi keluarga yang mampu, bila tidak cukup dilakukan sekali sehari, yaitu pada kebaktian subuh.
Sajian bekas sembahyang, bisa diolah kembali untuk makanan keluarga atau disajikan pada tamu
Sajian sembayang yang tidak boleh di ganti, dari masuk peti mati sampai di kubur yaitu semangka tebu dan nanas.
Penguburan pada umumnya dilakukan setelah sembahyang 3 hari mati, dan hal ini terserah pada keputusan keluarga, boleh saja sampai 7 hari atau lebih.
Bila almarhum di kuburkan atau di kramaskan pada hari ke 7 atau lebih, pada hari ke 7, dilakukan 7 hari mati.
Bila yang meninggal itu laki – laki, sembahyang hari ke 3 dan hari ke 7 di kurangi sehari.
Bila yang meninggal itu wanita harus pas harinya
Contoh : tanggal 1 mati, sembahyang hari 3hari mati dilakukan tanggal 2 malam bila laki –laki
Setiap sembahyang 3 atau 7 hari mati dilakukan malam hari, jam 20.00 pada kebaktian hari ke 3 atau hari ke 7, sajian sembahyang haus di ganti semua, kecuali yang telah di sebutkan di atas
Sembahyang subuh hingga sembahyang keberangkatan, sajian ini tidak di ganti
Sembahyang ini di sebut mengenang budi luhur almarhum yang telah dilimpahkan kepada dan putra – putrinya
Sembahyang  kebaktian keberangkatan almarhum menuju ke pemakaman atau crematorium, terakhir untuk mengenang budi jasa semasa hidup.
Putra sulung di dampingi adik laki  - laki dan adik perempuan di samping kiri peti mati, menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan moril maupun materi, dan kemuliaan hati hadirin yang telah hadir pada saat meninggal hingga keberangkatan menuju kepemakaman atau crematorium, dan kesediannya meluangkan waktu untuk ikut mangantar ke tempat peristirahatannya yang terakhir.
Semoga budi, amal, dan kemuliaan hati hadirin mendapat balaan yang melimpah dan kami sekeluarga menhaturkan terima kasih.
Sekeluarga lalu pai 1 kali. Selesai.
M. PEMBERANGKATAN JENASAH
Tiba saat pemberangkata, putra sulung kui menghadap meja sembahyang yang di ikuti adik laki – laki dan perempuan
To khong menyelendangkan kain putih ke leher putra sulung, untuk menggendong Foto dan abu hio lou dan 1 batang hio yang menyala.
To khong menurunkan Foto dan abu hio lou almarhum.
Setelah itu keluarga kui 2 kali, dan terus berdiri, lalu di pimpin menuju pintu bagian dalam kui menanti peti jenasah melintas, begitu pun seluruh keluarga kui di kedua sisi jalan.
Begitu peti Jenasah di angkat dan terus berjalan, seluruh keluarga tetap dalam posisi kui.
Peti mati langsung dinaikkan ke kereta Jenasah dan di ikuti putra – putri almarhum  naik ke dalam kereta.
Pada jaman dahulu peti Jenasah di gotong secara gotong royong, bersama warga sekampung.
Di dalam kereta jenasah, putra sulung duduk di depan, sebelah supir, dan sebelah pinggir pembantu to khong, tuas pemabantu di sebelah pinggir menebar kertas perak ( gin coa ) sepanjang perjalanan menuju pemakaman atau kremaorium.
Setelah seluruhnya siap, di berangkatkan.
Menjelang pemberangkatanya kereta jenasah. To khong membanting buah semangka hingga hancur, kereta Jenasah jalan perlahan.
Membanting buah semangka dimaksudkan : dunianya almarhum sampai di sini dan sudah berakhir tiada lagi.
Sepanjang perjalanan menuju pemakaman atau crematorium
Membakar kertas perak ( gin coa ) satu lembar persatu lembar sebagai tanda bakti yang tulus dari anak dan cucu.
Sesampainya di pemakaman atau crematorium, putra maupun putrid  turun dari kereta jenasah sebelum kereta di turunkan
Putra dan putri almarhum kui di kedua sisi jalan  yang dilewati peti jenasah ke liang lahat, atau tempat kremasi
Di liang lahat telah di pasang 2 balok melintang untuk menyanggah peti Jenasah di atasnya .
Keluarga mempersiapkan untuk sembahyang kubur
Putra sulung berdiri di depan peti jenasah melakukan pai 2 kali lalu sedeku, to khong menurunkan Foto da hio lou dari gendongan, dan di taruh di tanah di depan peti mati
Keluarga memperiapkan sajian sembahyang, tebu dan nanas yang di bawa dari rumah duka di taruh di kiri dan kanan.
Lilin sepasang mengapit hio lou. Di depan hio lou arak putih 3 cangkir sejajar, di ikuti 6 cangkir air teh, di jajaran ke dua.
The liao di taruh di muka jajara cangkir sebelah kiri. Setelah teh. di taruh kue.
Di depan kue jajanan terdapat soun putih, kim can, bok ji, kol, tahu, dan ma co.
Nasi dan 5 masakan di taruh di depan jajaran soun putih, kim can, bok ji, kol tahu, dan maco.
Sam seng di taru di depan nasi di bagian tengah.
Pisang raja bulu di taruh di sampig kiri sam seng  dan 5 macam buah – buahan di taruh di samping kanan sham seng
N. SEMBAHYANG TOA PE KONG / DEWA TANAH
Sebelum sembahyang  ke almarhum, putra sulung  terlebih dahulu sembahyang ke dewa tanah ( pe kong ).
Menggunakan hio berganggang merah 3 batang, sepanjang lilin merah kecil di pasang di kiri dan kanan.
Sajian 1 kue mangkok merah kecil dalam 1 tempat di taruh di tengah,
Di ikuti oleh sajian kue lapis ( pepe ), kue bugis, dan kue pisang (disajikan dalam 1 tempat, masing – masing kue 3 biji).
Buah  buahan 5 macam tiap macam 3 buah dalam 1 tempat.
Air teh 3 cangkir.
Putra sulung mulai sembahyang kepada dewa tanah dengan 3 batang hio bergangang merah.
[sembahyang mengucapkan ijin kepada pek kong untuk peristirahatan jenasah sang almarhum]
Setelah pai 3kali, hio di tancap di tanah di antara lilin.
Membakar kertas emas ( she kim )
Beberapa saat sajian di angkat.
1 buah kue di tinggal
Setelah selesai  sembahyang Toa Pe Kong, lalu mulai sembahyang Jenasah
Caranya sama dengan sembahyang jib Bok,setelah keluarga sembahyang,di ikuti tamu yang mengantar
Setelah sembahyang selesai,tebu,nanas,nasi, dan 1satu buah kue mangkok di tinggal.sisanya diangkat
Membakar kertas perak (gin coa)
O. PEMAKAMAN
Sebelum peti mati diturunkan, to khong turun terlebih dahulu ke liang lahat untuk memasang 4 keping uang logam di 4  titik.
Sambil mnegucapkan kata – kata :
thia tee kai tian
Jit kiat shi liang
Kim jiat an cong
Ban cun cin tiong ya.
Setelah pemasangan uang logam selesai, to khong keluar dari liang lahat.
Peti jenasah mulai di turunkan, kaki peti mati ( dasar luar peti mati) berpijak pada 4 keping logam yang di dasar liang lahat.
P. ACARA TABUR BIBIT / NGO KOK
To khong melanjutkan acara tabur bibit, yang sudah di persiapkan.
Seluruh keluarga sedeku sambil mengeluarkan kain baju bagian bawah di pegang ke dua tangan, untuk menerima taburan bibit dan uang wisit.
To khong mangucapkan kata – kata sebagai berikut :
Pean k okay tian
Artinya : utusan langit bertugas membuka pintu berkah di langit.
Im ang pian hoa
Artinya : dari sifat im dan yang, yang membawa perubahan.
Hun thian tee jin
Artinya : terbagilah langit, bumi dan hawa.
Jit gwat seng din
Artinya : matahari, bulan, dan bintang – bintang.
Tang say lam pak
Artinya : timur, barat, selata dan utara.
kemudian bibit di tebar di 4 penjuru lubang kubur,kiri, kanan, depan, dan belakang
Ngo kok hong teng
Artinya : 5 jenis bibit akan tumbuh, berbuah banyak dan berkembang luas.
bibit di tebar lagi ke anak dan cucu
Soan tee kiat tee
Artinya : memilih tempat yang baik penuh dengan berkah.
bibit di tebar ke lubang kubur, 3 genggam dan 1 genggam, di tebar untuk anak dan cucu.
Liang shi kiat jit
Artinya : waktu yang baik penuh berkah.
bibit di tebar lagi ke anak cucu
Sie koan an cong
artinya : saat – saat yang baik untuk penguburan.
bibit di tebar lagi.
Im ya jie sun phang hoat hok
Artinya : lindungilah semua anak dan cucu, semoga memperoleh keberuntungan dan Keselamatan, dijakan dari segala bahaya.
bibit di tebar lagi.
Hiang hiang loan siu
Artinya : harumnya hio membawa kebahagiaan bagi keluarga.
bibit di tebar lagi.
hu kwe son coan
artinya : hidup dalam kegelimangan kemuliaan dan kekayaan
bibit di tebar lagi.
5 macam bibit dan uang logam seumur almarhum di maksudkan :
Anak dan cucu dapat menyebar keseantero dunia.
Dunia ini memiliki asal mula.
Asal mula ini bolehlah disebut sebagai bibitnya.
Kalau sudah mengenal bibitnya, tentu bisa berkenalan juga dengan pohon dan akarnya.
Kalau sudah kenal pohondan akarnya, kembalilah dan berpegang eratlah pada bibitnya.
Maka sampai akhir hayat, tidak akan menemui kesulitan.
Dimaksudkan :  jadilah anak yang serba bisa, ulet dan sabar dalam mencari peruntungan.
Proses ngo kok sudah selesai, dilanjutkan belah kelapa di atas   rotan dan gula merah.
Belah kelapa di atas rotan dan gula merah
Seorang to kong sebelum membelah kelapa di atas rotan dan gula merah berkata :
Thian tee kay
Jit kiat shin liang
Kin jit an cong
Ban su chin tiong jin ya
Artinya  : Terbukalah langit dan bumi sepanjang masa, hari ini
Merupakan waktu yang terbaik untk pengubura almarhum.
Sekarang selamat dan tentram seluruhnya.
Terlaksanalah kemaksyuran bagi keluarga yang ditinggalkan.
Lalu kelapa di belah, airnya di minum seluruh keluarga.
Artinya: dengan meminum dari air kelapa yang di belah, terbukalah harapan dari almarhum, Untuk anak cucu menjadi orang yang sukses.
Jadi orang harus segala mau dan segala bisa.
Contohnya : buah kelapa yang banyak kegunaannya.
Hidup harus ulet dan tidak gampang menyerah (  patah semangat )
Contohnya : rotan yang tumbuh di hutan
Bersama doa almarhum, hidup di semua tempat selalu dalam keberuntungan.
Contoh dari gula merah
Jangan seperti ada atau tidak ada sama saja.
Setelah belah kelapa selesai, dilanjutkan dengan tabur bunga dan tanah.
Keluarga almarhum, sanak family, dan para tamu mneghampiri liang lahat, mereka menabur segenggam bunga ke peti mati di liang lahat, lalu mereka kembali ke rumah masing – masing.
Disediakan baskom berisi air bersih dan kembang, di atas kursi untuk tamu, mereka sebelum pulang mencuci tangan dengan air kembang tersebut.
Di pintu pemakaman putra dan putri almarhum mencegat sanak family dan para tamu yang di beri ucapan banyak terima kasih, sambil pai.
Abu hio bila hendak di urus di rumah boleh di bawa pulang dengan posisi seperti semula, hanya Foto di kembalikan.
Bila tidak di kuburkan bersama tang teng .
Hanya Foto yang di bawa pulang dalam posisi di balikan
Acara penguburan selesai, lalu terdapat sembahyang lanjutan yaitu :
Sembahyang 3 hari dan 7 hari, di hitung dari hari penguburan.
Sembahyang dari 49 hari, 100 hari, dan 1 tahun dari hari meningalnya.
Sembahyang 3 tahun boleh dilakukan 2 tahun setengah dari hari meninggalnya.
Bila yang meninggal wanita, harinya harus pas atau tepat. Bila yang meninggal laki – laki harinya di kurangi 1 hari.
Sembahyang 3 hari tidak mengurangi hari.
Maksud dari sembahyang ini : syukuran dari sepeninggal almarhum dan mengikuti pesan almarhum, kami sekeluarga hidup dalam ketentraman dan kerukunan sesuai dengan harapan almarhum
Q. MASA BERKABUNG / TOA HA
Setelah selesai penguburan Jenasah, dilanjutkan dengan masa berkabung.
Pengertian dari masa berkabung adalah  meningal itu satu garis keturunan dalam seperti kakek, nenek, bapak, dan ibu
Lama berkabung ini oleh dilakukan selama 3 hari, 7 hari, setelah penguburan dan 49, 100 hari atau 1 tahun lamanya.
Selama masa berkabung, anak dan keturunannya tidak diperkenankan berpakaian yang berwarna ceria.
Akan lebih baik memakai warna putih, biru tua, hitam, abu, dan hijau tua.
Kertas putih yang menempel di kaca jendela dan pintu tidak boleh di lepas selama masih berkabung.
Jangan sembarangan ke rumah siapapun kecuali atas ijin yang punya rumah.
Maksudnya  menghindari salah sangka atau salah pengertian dari orang yang dikunjungi
Sebelum lewat 7 hari penguburan, segala bentuk hiburan tidak di perbolehkan seperti menyalakan tv, radio, dll.
Maksudnya :  maksudnya untuk mengenal dan mengartikan pesan dan nasehat almarhum yang terdapat di meja semabahyang.
Tidak boleh mencukur rambut dan kumis,pergi ke salon,dan menggunting kuku.
Maksudnya berkah almarhum jangan disia-siakan.
Dalam masa berkabung jangan memakan makanan yang berbentuk panjang seperti mie, soun, bihun.
Maksudnya agar kedukaan ini tidak berkepanjangan.y

7 comments:
Write komentar
  1. Maaf klo anak cucunya hidup pas-pasan gmm ?
    Upacara gt kan mahal.
    Jd yg krg makin miskin dong dn yg kaya makin yg kaya.
    Jd Emperor Jade tdk adil hanya berkati yg kaya aj

    ReplyDelete
  2. maap ya buat yg pny blog ..
    cuma pgen nanya aja, sudah minta ijin belum sama saudara/famili yg pny foto u/ dijadikn image di blog ???
    ada baiknya minta ijin dulu, krna kurang etis asala comot pict org lain tanpa minta ijin dn tuuan dari penulisan di blog kan u/ tujuan baik kan .. thanks

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sya sudh meminta izin kpada orang yg bersangkutan

      Delete
    2. yakin pak ??
      boleh tau minta izin ny dng siapa ya ?

      Delete
    3. bneran sudah prmisi, bro ??

      Delete
    4. Saya sih sudah meminta izin kpada snak saudara di slah stu sosmed org yg bersangkutan

      Delete
  3. Artikel bagus untuk mengingatkan kita kepada ajaran leluhur, semoga dapat melestarikan dan meningkatkan bakti kita kepada orang tua dan para leluhur

    ReplyDelete

Hey, we've just launched a new custom color Blogger template. You'll like it - https://t.co/quGl87I2PZ
Join Our Newsletter
http://go.pub2srv.com/afu.php?id=1391020